MACCANEWS– Setelah Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) mengungkap berbagai modus kecurangan yang memungkinkan dilakukan pihak tertentu, termasuk kabar “cukong” akan melakukan politik uang, kubu tertentu makin panik.
Entah ketahuan modus yang akan dilakukannya atau peluang memang IYL-Cakka sangat besar, sehingga berbagai cara terus dilakukan untuk menjatuhkan pasangan yang dikenal Komitmen, Tegas dan Merakyat tersebut.
Setelah beredar selebaran yang berisi black campaign atau kampanye hitam di sejumlah daerah, seperti di Bone, kini fitnah dimunculkan melalui portal “dadakan” yang disinyalir dibuat kubu Andalan ‘cukong’.
Di portal sulsel-post.com, memuat fitnah jika Ichsan Yasin Limpo pernah menjadi tersangka korupsi APBD saat menjabat anggota DPRD Sulsel. Padahal sama sekali Ichsan tak pernah terlibat.
Parahnya, memunculkan komentar Kapolda di tahun 2004 yang pernyataannya sama sekali tidak ada menyebut nama Ichsan Yasin Limpo. Berita hoax yang dimunculkan tersebut di share ke media sosial, termasuk dibagikan ke sejumlah group whatsapp.
Di berita hoax tersebut ditulis atau dimunculkan pada tanggal 24 Juni 2018. Itu artinya memunculkan, untuk menggiring opini publik.
Maklum, baik Ichsan maupun Cakka memang menjadikan pemerintahan bersih sebagai salah satu komitmennya. Apalagi rekam jejak keduanya saat menjabat bupati, memang tak pernah tersentuh kasus korupsi.
Ditambah lagi, baik Ichsan maupun Cakka berulangkali membawa daerah yang dikendalikannya mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian.
Mungkin kehabisan akal, sehingga merekayasa dan membuat berita hoax. Tentu targetnya bahwa Ichsan juga koruptor. Padahal, sejak dulu sampai sekarang selalu berkomitmen anti korupsi.
“Itu tanda-tanda panik. Bisa saja ketahuan modus yang ingin dilakukan berbuat curang, sehingga memaksakan sesuatu untuk menjatuhkan IYL yang sejumlah lembaga survei diunggulkan menang di Pilgub,” sindir Taufiq, seorang warga usai membaca berita hoax tersebut.
IYL sejak dulu memang selalu menjadi ‘bulan bulanan’ kampanye hitam atau fitnah keji. Mulai soal dinasti, hingga difitnah merampok KTP warga saat maju melalui dukungan rakyat. (Wan)