Mantan Jubir Agus-TBL Ungkap Keganjilan Survei CRC

oleh
Politik Uang Marak di Pilkada Wajo? Waspada, Kandidat Bisa Diskualifikasi

MACCANEWS– Hasil survei Celebes Research Center tentang elektabilitas kandidat di Pilgub Sulsel menuai pro kontra, serta kritikan dari sejumlah kalangan. Tak terkecuali mantan juru bicara pasangan Agus Arifin Nu’mang-Tanribali Lamo, yakni Rizal Syarifuddin.

Kritikan tersebut dilontarkan tim Agus-TBL ini setelah mengamati adanya keganjilan yang terjadi dan dianggap sangat fatal.

Adapun keganjilan yang dimaksud Rizal, antara lain yaitu metode pengambilan serta penarikan sampel.
Dia mengatakan, metode penarikan sampel dari sebuah populasi, dari data CRC, populasi laki-laki adalah 48.5 persen dengan sampel 50.0.

Tetapi, jika memakai kaidah Rumus Slovin penarikan sample, tentu sampel adalah satuan terkecil dari sebuah populasi.

“Saya cenderung melihat ada keganjilan pada hulunya,” kata Rizal Syarifuddin saat dikonfirmasi melalui teleponnya, Senin (18/6/2018).

Tidak hanya sampai disitu, Rizal juga mempertanyakan tentang populasi muslim yang dipotret CRC adalah 90.0 dengan sampel 93.0.

“Keanehannya dari mana angka 3 ini, sedangkan populasinya hanya 90.00,” ujarnya bertanya.

Selain metode pengambilan data dan populasi, Rizal juga ikut mempersoalkan tentang datanya yang dianggap tidak relevan. Seperti, jika populasi yang akan kita survei 50% tidak akan mungkin sampel melebihi prosentase populasi.

Untuk itu, eks jubir Agus-TBL ini meminta penjelasan secara rinci terhadap CRC dalam penentuan sampel pada surveynya yang dipublish Senin 18 Juni, hari ini.

“Rumus apa yang digunakan dalam menarik sampel, jika menggunakan rumus slovin, sampel tidak akan besar dari jumlah populasi,” bebernya.

Sekedar diketahui, CRC selama merilis survei untuk momentum Pilkada, seringkali tidak tepat alias jauh meleset.Contohnya, di Pilkada Takalar 2017.

Di mana, CRC kala itu mengunggulkan petahana Burhanuddin Baharuddin-Natsir Ibrahim (Bur-Nojeng) dengan elektabilitas lebih 60 persen.

Semenetara rivalnya Syamsari Kitta-Achmad Dg Se’re ditempatkan di posisi akhir dengan elektabilitas 29,8 persen.

Tetapi fakta yang terjadi saat pencoblosan, justru berbanding terbalik. Syamsari bersama Dg Se’re keluar menjadi pemenang di Pilkada Takalar dengan raihan suara menghampiri 51 persen sementara petahana hanya sekira 49 persen.

Karena alasan itu pula, Natsir Ibrahim tidak percaya lagi setiap data survei yang dimunculkan CRC, termasuk jelang pencoblosan.

“100% saya tidak percaya lagi kalau survei CRC,” pungkasnya saat ditanya survei CRC. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.