MACCANEWS– Meski wacana kandidat tunggal masih terus menjadi perdebatan di Pilkada Makassar, di sisi lain arus kampanye kolom kosong juga tidak terbendung. Makin meluas di tingkat grass root.
Pasalnya, gelombang pro kotak kosong tersebut mendapat ruang penerimaan dan dukungan yang signifikan oleh warga.
Sejumlah komunitas pun muncul ke permukaan bahkan telah memperlihatkan aksi nyata dalam memenangkan pilihan yang sah secara undang-undang tersebut (pilihan kotak kosong).
Diantaranya, laskar jeneponto, komunitas pemuda utara, komunitas turikale, laskar Karuwisi, komunitas massenrengpulu, ormas pemuda pancasila, laskar merah putih, dan lain sebagainya antusias mendukung koko alias kotak kosong.
Tak hanya itu, masyarakat pro kotak kosong menginisiasi masing-masing pemasangan baliho di wilayahnya.
Berdasarkan pantauan di beberapa titik, terlihat berbagai pernak-pernik maupun atribut kotak kosong di lorong-lorong, bahkan ada warga yang mengaku rela merogoh kocek dalam-dalam untuk memesan baju sosialisasi koko lalu dibagi-bagikan ke warga lainnya.
“Saya sudah mencetak beberapa lembar baju, dan saya bagi-bagikan kepada teman-teman, jadi intinya besar harapan kami koko ini akan menang supaya Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, berpeluang memimpin Makassar kembali di periode berikutnya,” ungkap Anwar warga Kelurahan Sinrijalla, Jumat (1/6/2018)
Senada, Andi Fajrin, Warga Kecamatan Makassar, menuturkan, apa yang dilakukan warga secara sadar tersebut adalah bentuk loyalitas dan dukungan kepada pemimpin yang telah berhasil memajukan Makassar baik di kancah nasional maupun internasional.
“KPU harus sadar diri, bahwa figur yang telah dia diskualifikasi itu adalah wali kota terbaik di indonesia, wali kota yang amanah, dengan raihan WTP tiga kali, adipura tiga kali dan berbagai inovasi telah direalisasikan, lantas kenapa ada diakualifikasi?” sesalnya.
Menurut Fajrin kampanye koko yang terjadi begitu massif saat ini adalah akumulasi dari semua kekecewaan masyarakat kepada KPU Kota Makassar.
“Sangat tidak demokratis hasil putusan KPU, jadi jangan heran kalau kampanye koko begitu kuat, dan jangan salahkan rakyat kalau memilih kolom kosong,” tutupnya. (*)