MACCANEWS- ICHSAN Yasin Limpo bukan orang yang suka menjanji. Tapi sekali menjanji, sudah pasti menjadi bukti. Untuk mendeskripsikan seorang Ichsan, cukup soal komitmen. Sehingga, titel Mr Komitmen pun lekat kepadanya.
Saat naik ke tampuk kepemimpinan di Kabupaten Gowa, Ichsan Yasin Limpo berkomitmen memajukan daerah yang dipimpinnya. Sebelum dilantik, Ichsan melegitimasi komitmennya itu dalam surat pernyataan. Bersedia mengundurkan diri jika dalam setahun janjinya tidak bisa dipenuhi. ”
Sektor pendidikan menjadi salah satu perhatian utama. Di saat stigma pendidikan berkualitas harus mahal, teori itu dipatahkannya. Terobosan Ichsan saat itu justru menggratiskan pendidikan. Tak tanggung-tanggung, terobosan itu diberlakukannya untuk semua jenjang. SD sampai SMA.
Ichsan adalah pelopor pertama yang menerapkan perda pendidikan gratis di Indonesia. Bukan sekadar formalitas belaka, tapi benar-benar tak ada pungutan di sekolah. Dan ini adalah fakta yang kini sudah dirasakan rakyat.
Sementara saat itu, kepala daerah lain belum ada yang se-berani Ichsan. Ia “pasang badan” untuk rakyat, agar semua bisa menikmati pendidikan secara gratis. Kaya atau miskin.
“Kami konsisten dalam pengalokasian anggaran sektor pendidikan,” ujar Ichsan, kala itu saat wawancara dengan seorang wartawan media nasional.
Awal-awal pendidikan gratis di Gowa, banyak cibiran yang datang. Alasannya, pemkab tidak akan bisa menanggung semua biaya pendidikan. Kementerian Pendidikan Nasional juga saat itu juga sinis. Saat itu Pendapatan Asli Daerah (PAD) Gowa Rp34 miliar.
“Apa bisa pendidikan gratis itu? Alhamdulilah, Gowa-lah daerah pertama kali di Indonesia yang melakukannya pada 2007. Ternyata itu bisa dilaksanakan. Akhirnya, di tahun 2008 Gowa melahirkan Perda Pendidikan Gratis,” kata Ichsan.
Visionernya seorang Ichsan yang mempelopori Program Pendidikan Gratis, dibuktikan dengan dibangunnya Sanggar Pendidikan Anak Saleh (SPAS). Unit sekolah ini diperuntukkan bagi anak usia dini yang belum masuk SD.
SPAS akhirnya dibangun di seluruh kelurahan dan desa. Yang awalnya hanya 154 desa. Kini setelah tak lagi menjabat bupati, yang ditinggalkan Ichsan adalah catatan sejarah. Sejarah sukses membangun pendidikan di Gowa.
Kabupaten itu kemudian dikenal sebagai daerah terdepan dalam bidang pendidikan. Prinsip Ichsan, membangun pendidikan berarti membangun peradaban. Janji Ichsan sukses ditunaikan. Tak salah, jika titel Mr Komitmen layak disematkan.
Bukan hanya itu, lewat kepemimpinan IYL, kualitas pendidikan mulai terasa. Terbukti hingga sekarang, Gowa tertinggi di Sulsel untuk undangan masuk perguruan tinggi ke siswa-siswa.
Di samping itu, di tangan Ichsan Yasin Limpo, juga tak ada lagi jenis pungutan di sekolah, termasuk dari komite. Semua ditanggung oleh pemerintah kabupaten. Beban orang tua siswa, benar-benar terbantu.
Tak salah, jika keberhasilan Ichsan Yasin Limpo dalam menerapkan pendidikan berkualitas tanpa pungutan di Gowa dijadikan modal untuk memberlakukannya di Sulsel jika kelak amanah rakyat berpihak kepadanya.
Bersama Andi Mudzakkar, IYL siap menggelontorkan dana 1,5 triliun per tahun untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara merata dan bebas pungutan di Sulsel. Dan semua itu merupakan komitmennya untuk masa depan anak cucu kita. (Bersambung).