Oleh: M.Ridwan Wawan Poernama,SE.MM
Ya, saya baru saja menyeruputnya. Kopi kapal api nikmat, aroma dan rasanKbya menginspirasi dan menambah semangat juang saya untuk melanjutkan perjuangan, menerapkan syariat Islam, menegakkan Khilafah Islam, mengemban misi dakwah Islam.
Secangkir semangat itu, menelurkan milyaran ide, jutaan aksi, ratusan ribu amunisi untuk melanjutkan misi Islam, mengembalikan kehidupan Islam dengan menegakkan daulah Khilafah.
Daulah Islam, daulah Khilafah adalah negara kaum muslimin, negara yang dirindukan seluruh umat. Negara yang akan menjaga kedamaian, mencukupi kebutuhan manusia, negara yang mengembalikan visi manusia sesuai fitrahnya, ibadah kepada Allah SWT.
Negara Khilafah, akan menyatukan seluruh potensi umat, dari yang cuma biasa menyeruput kopi kapal api, atau yang ndakik merokok kretek djie sam soe, yang hanya mainan layar persegi panjang, sampai yang memiliki senjata, yang kuat otak dan daya nalarnya, yang punya tabungan miliaran, yang punya perbekalan, semua bisa disatukan menjadi kekuatan yang luar biasa, untuk meninggikan panji-panji Islam.
Babak baru dakwah Khilafah, telah sampai pada penetrasi sempurna. Tidak ada seorangpun, saat ini yang mampu lari dari diskursus Khilafah, baik yang menerima atau yang menolaknya.
Penolakan kelompok tertentu tidak akan menghalangi tegaknya Khilafah, dukungan kelompok tertentu juga tidak akan mempercepat tegaknya Khilafah. Tegaknya Khilafah kehendak Allah, janji-Nya, pada saatnya Allah akan tunaikan janji-Nya, tanpa peran manusia.
Kelompok yang mendukung dan memperjuangkan Khilafah, pada pokoknya ingin mengakumulasi amal, meraih ridlo, memburu pahala, berharap ampunan dan jannah-Nya. Sebab, itulah kompensasi terbaik bagi seorang pejuang.
Kelompok yang menentang Khilafah, menolak Khilafah, yakinlah sedikitpun tidak akan mampu memundurkan saat tegaknya Khilafah. Mereka tidak sadar sedang menabung dosa, mengakumulasi maksiat dan mempersiapkan diri untuk memasuki pintu-pintu neraka.
Sebab, bagaimana mungkin Allah SWT memerintahkan berhukum dengan hukum-Nya, menerapkannya dengan menegakkan Khilafah, kemudian makhluk hina bernama manusia berani menentangnya ?
Bagi pengemban dakwah, besarnya hambatan dan tekanan, kedzaliman rezim, tidak akan mampu membendung Khilafah. Kedzaliman rezim tidak akan pernah menimbulkan mudharat sedikitpun bagi dakwah. Sebaliknya, ujian dan hambatan dakwah menambah nilai pahala dan keridlaan Allah SWT.
Jadi biarlah para penentang Khilafah kepayahan, kehabisan amunisi dan perbekalan, terpaksa kehilangan harta, jabatan dan kekuasaan hanya untuk menghalangi Khilafah. Sadis sekali nasib mereka, susah berjuang dan berkorban tetapi perjuangan itu menjadi tiket masuk neraka. Naudzubillah.
Mereka seperti kaum kafir Quraisy yang menentang nabi, mereka berperang di lembah badar, mereka korbankan banyak harta dan kekuatan, bahkan mereka menyetorkan nyawa di lembah badar, tetapi ujungnya mereka kalah binasa dan terjungkal pada jurang api neraka.
Ah kasihan sekali, Iba sekali melihat penentang Khilafah, pejuang demokrasi. Mereka berjuang untuk berebut posisi di neraka. Mereka berebut pengaruh dan posisi, untuk menjerumuskan diri ke jurang api neraka.
Sayangnya, jutaan nasihat dan ribuan khutbah tak membekas. Mereka tetap Istiqomah di jalan demokrasi, mereka tetap menentang negara nabi, mereka menentang Khilafah.
Pada akhirnya, Allah SWT jua yang memiliki urusan, Dia beri petunjuk kepada siapapun yang dikehendaki, menjerumuskan siapapun yang dikehendaki. Semoga, Kita selalu Istiqomah dalam dakwah serta selalu diberi petunjuk dan Hidayah.