MACCANEWS– Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Ibnu Hadjar , mengingatkan Nurdin Abdullah (NA) untuk tidak lari dari tanggung jawab sekaitan janjinya yang ingin melakukan ekspor perdana nikel 5 Mei 2018.
Menurut Ibnu Hadjar, NA yang berkoar-koar di dua kali debat dengan mengundang rivalnya dan warga untuk menyaksikan ekspor perdana tersebut, hingga saat ini tak terealisasi. Malah, pengumuman penundaan tanpa batas waktu tersebut bukan disampaikan NA, melainkan pihak lain.
“Karena NA yang mengundang, maka seharusnya NA sendiri yang menyampaikan alasan kenapa tidak jadi tanggal 5. Jangan kesannya lari dari tanggung jawab, dan seolah-olah itu bukan kesalahannya,” tegas Ibnu yang juga eks aktivis PB HMI kepada wartawan, Minggu (6/5/2018).
Ibnu Hadjar yang jauh mantan aktivis Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Alauddin menuturkan, janji NA yang tidak ditepati tersebut bisa menjadi penilaian publik jika belum terpilih saja, sudah terkesan berbohong.
“Jadi kalau memang belum siap, NA jangan menggembor-gemborkan waktu di debat. Kan pernyataannya meyakinkan sekali. Malah diulangi lagi saat debat kedua. Kalau seperti ini tidak ada realisasi, itu bisa menjadi stigma negatif bagi NA. Dan pasti publik mencatat itu,” terangnya.
Selain itu, Ibnu Hadjar juga menyayangkan tipikal kandidat yang piawai membohongi rakyat. Pasalnya, karakter seperti itu sengat jauh dari syarat kepemilikan di tanah Bugis Makassar, yakni ‘taro ada taro gau’.
“Masyarakat jangan terlena dengan bungkusan pencitraan. Harus melihat dan mewaspadai pembohong berkelas. Berkelas maksudnya, karena seolah olah hebat, tapi faktanya hanya bualan,” pungkasnya. (*)