MACCANEWS- Setelah menempuh perjalanan darat dari Rangkas Bitung selama dua jam, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tiba di Desa Kenekes, Lebak, Banten untuk bersilaturahmi dan lebih mengenal kehidupan suku Baduy, Selasa (24/4) pagi. Hujan rintik-rintik mengiringi perjalanan rombongan AHY ke Desa Kenekes.
Disambut dengan begitu hangat, AHY langsung dipakaikan Lomar. Lomar adalah ikat kepala khas Baduy luar yang biasa dipakai oleh laki-laki, dengan motif khas berwarna hitam dan biru.
Setelah itu AHY berjalan kaki sejauh 250 meter masuk ke desa lebih dalam, melewati jalan bebatuan dan tanah merah menuju rumah Jaro (Kepala Desa) untuk menyapa para warga Suku Baduy Dalam dan Luar yang sudah berkumpul menunggu kedatangan AHY.
Suasana semakin hangat, tatkala di rumah bambu yang sangat asri ini, AHY disuguhkan kopi dengan gula merah, yang disajikan menggunakan Somong (gelas yang terbuat dari bambu). Sambil menikmati kopi, AHY menerangkan bahwa ia sangat menikmati keindahan alam yang disuguhkan.
“Saya sangat menikmati pemandangan alam yang disuguhkan di kiri dan kanan saat perjalanan tadi. Dan saat saya tiba di sini, benar-benar terasa sejuk. Adem hati ini karena disambut dengan keramah-tamahan, disambut dengan alam yang begitu asri, begitu indah dan begitu natural. Ini bagi saya adalah sebuat penyemangat bagi kehidupan karena Bapak-Bapak sekalian, di Jakarta sulit sekali mencari yang seperti ini. Oleh karena itu saya sangat menikmati suasana yang ada di Kenekes ini,” kata AHY.
AHY juga sangat mengapresiasi masyarakat Baduy yang sudah melestarikan tradisi, adat, dan budaya sejak generasi pendahulu. “Saya tentunya mengapresiasi, apa yang terus diperjuangkan oleh masyarakat Baduy, yang ingin terus mengabdikan dirinya dalam rangka melestarikan tradisi, adat, budaya yang diturunkan dari leluhur, dari generasi pendahulu, sampai dengan hari ini,” kata AHY.
“Dan mudah-mudahan, tentunya kita berharap segala nilai, segala prinsip kehidupan yang baik, nilai-nilai yang dipegang masyarakat Baduy sampai dengan hari ini terutama bagaimana melindungi, mencintai alam yang telah begitu baik memberikan segala hal untuk kehidupan manusia, untuk kita semuanya, bisa menjadi contoh di daerah-daerah lainnya, terutama daerah perkotaan yang sering kali tidak memperdulikan alam, yang bisa berakibat merugikan umat manusia,” sambung AHY.
Setelah menyapa masyarakat, AHY tak mau menyia-nyiakan waktunya, ia pun langsung turun mendatangi rumah-rumah warga untuk melihat proses penenunan khas suku Baduy. Beberapa kali AHY kaget dan kagum melihat anak perempuan kecil berusia delapan tahun dengan fasih menenun.
“Hei, cantik sekali kamu. Dari umur berapa menenun?” tanya AHY sambil mengelus kepala Tria. “Dari umur enam tahun Pak,” jawab Tria. “Wah hebat sekali kamu. Sudah ada yang jadi belum? Biar saya beli untuk oleh-oleh anak saya juga yang umurnya beda satu tahun sama kamu,” kata AHY sambil memilih dan membeli hasil tenun yang sudah jadi.
Selain melihat cara menenun, AHY juga menikmati alunan musik khas Suku Baduy, dan melihat cara pembuatan pewarna alami pakaian dari tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di tanah Baduy.
Turut hadir mendampingi AHY antara lain, Iti Octavia Ketua DPD Partai Demokrat Banten, Vivi Sumantri Anggota DPR RI, dan Iman Anggota DPRD Banten. (**)