Tak Ada Lagi Korupsi di SKTB, Tim NH-Aziz Justru Mencibirnya

oleh
oleh
Tak Ada Lagi Korupsi di SKTB, Tim NH-Aziz Justru Mencibirnya

MACCANEWS – Bermacam cara ditempuh kandidat untuk membendung kekuatan lawan. Seperti yang dilakukan kubu NH-Aziz. Demi meredam laju kencang Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar, Tim NH-Aziz memainkan isu yang bersumber dari sosial media.

Terkait informasi anak-anak sekolah yang membolos di Gowa. Informasi itu kemudian diolah dan diproduksi Tim NH-Aziz menjadi sebuah rilis berita. Dalam berita itu, dituding bahwa program SKTB di Gowa membuat pelajar menjadi malas.

Padahal, faktanya jauh dari tudingan itu. Sebab, program SKTB yang dicanangkan dan dijalankan Ichsan Yasin Limpo kala menjabat bupati Gowa, sudah mendapat pengakuan nasional. Mau fakta? Lihat saja saat sejumlah guru besar di bidang pendidikan, hukum dan psikolog dari berbagai perguruan tinggi nasional, mengacungkan jempol atas ide dan gagasan yang diterapkan Ichsan dalam bidang pendidikan, terutama Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan (SKTB) 12 tahun.

Di FGD yang mengangkat tema “Gowa Kabupaten Pendidikan Melalui Program D’Emba Pembelajaran Ala Cinema Edutainment, Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan dan Imtaq Indonesia”, di Clarion Hotel Makassar, beberapa waktu lalu, para guru besar memberikan tanggapannya usai IYL tampil sebagai narasumber.

Akademisi Unhas, Prof Dr Pangerang Moenta misalnya, bahkan sangat sepakat jika gagasan IYL yang sudah diterapkan di Gowa patut dijadikan contoh. Mengingat, mata pelajaran di Indonesia yang tergolong banyak itu sangat memberatkan peserta didik.

“Mata pelajaran yang banyak, itu cenderung menekan dan menyiksa siswa. SKTB yang diterapkan di Gowa, itu betul-betul menghargai. Dan saya kira ini adalah terobosan sangat bagus,” kata Pangerang Moenta di FGD yang digelar Dinas Pendidikan Gowa itu.

Tak hanya itu, Pangerang juga tak sungkan menyebut jika SKTB yang pertama diterapkan di Indonesia tersebut, bisa diadopsi. “Ini baru dibilang revolusi mental,” tegas Pangerang.

Selain Pangerang, guru besar lainnya ikut memberikan masukan dan tanggapannya. Seperti Ketua Satgas Kurikulum Nasional, Prof Dr Hamid Hasan. Menurutnya, gagasan-gagasan Ichsan perlu disinergikan dengan konsep pendidikan dasar, terutama sarannya dalam pelibatan psikolog di setiap perumusan konsep pendidikan.

“Kita sepakat harus melakukan evaluasi. Dan ini tantangan kita melakukan berbagai pembenahan,” kata Hamid Hasan yang secara khusus datang ke Makassar menghadiri FGD yang berlangsung beberapa sesi itu.

Selain itu, Prof Hamid yang di forum tersebut sempat terlibat perdebatan ilmiah dengan Ichsan, secara khusus mendoakan IYL bisa menjadi gubernur. Alasannya, kandidat doktor di Unhas itu punya ide dan gagasan yang brilian.

“Saya memang punya hak pilih di Sulsel. Tapi saya dukung dan doakan bapak jadi gubernur. Bahkan sebenarnya, harapan saya kalau bisa, bapak (IYL) jadi menteri saja,” katanya yang disambut aplaus.

Sekadar diketahui, di FGD ini, Punggawa, sebutan yang dilekatkan ke IYL, nampak antusias memaparkan alasan kenapa menerapkan SKTB di Gowa, kendati di awal banyak yang meragukan. Tak tanggung-tanggung, ia mengurai selama tiga jam tentang sistem itu. Mulai dasarnya, target yang ingin dicapai, serta kualitasnya.

Di depan puluhan peserta yang terdiri dari kalangan akademisi, Diknas, Ichsan meyakinkan jika SKTB jauh lebih baik bila dibandingkan dengan sistem pendidikan konvensional.

Bukan hanya itu saja, SKTB kini juga bebas dari prilaku korupsi atau berbagai jenis pungutan yang kadang memberatkan orang tua siswa. Semua ditanggung oleh pemerintah kabupaten. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.