MACCANEWS– Bagi kandidat gubernur atau bupati/walikota yang punya riwayat penyakit tergolong kronis, diingatkan untuk berhati-hati. Pasalnya, sejumlah fakta, mereka yang sakit-sakitan potensi keterpilihannya bisa semakin menurun.
Apalagi untuk menjadi seorang kepala daerah dibutuhkan fisik yang kuat, terutama untuk gubernur. Mengingat, mobilitasnya sangat tinggi, dan setiap saat harus ke kabupaten/kota.
Kandidat yang sakit-sakitan juga menjadi bahasan di diskusi politik yang digelar Komunitas Wartawan Politik di Press Corner, Pengayoman, Makassar, Kamis (29/3/2018) siang hingga sore.
Direktur Eksekutif Jaringan Suara Indonesia (JSI) Fajar S Tamin saat tampil menjadi narasumber, menyebutkan kandidat sakit – sakitan merupakan isu yang paling strategis. Dan jika ini berhembus atau pesannya sampai ke masyarakat, maka ini mampu mengubah pilihan rakyat.
Dalam sejumlah kontestasi pilkada, lanjut dia, kandidat yang sakit cukup berdampak pada kandidat. Sesuai pengamatan JSI, kandidat sakit-sakitan cukup ampuh mengubah dukungan masyarakat.
“Isu kandidat sakit itu luar biasa. Kalau mereka memang benar sakit, tentu ini bisa mengubah persepsi pemilih,”katanya di depan sejumlah peserta diskusi yang mayoritas adalah wartawan.
Sekadar diketahui, memimpin wilayah, seperti Sulsel tergolong sangat berat. Mengingat luas wilayah tersebar di 24 kabupaten/kota. Sehingga memang dibutuhkan calon pemimpin dengan kondisi fisik kuat, bukan kandidat sakit sakitan.
Dengan alasan itu pula, tentu saja masyarakat tidak mau dipimpin oleh Gubernur yang sakit-sakitan. Karena pesta demokrasi adalah untuk mencari pemimpin yang akan melayani kepentingan jutaan rakyat Sulsel. (*)