MACCANEWS – Mantan wakil bupati Wajo periode 2009-2014, Amran Mahmud menghadiri undangan perayaan Hari Jadi Wajo (HJW) ke-619 Tahun yang diselenggarakan di Lapangan Merdeka Sengkang, pada Kamis, (29/3/2018).
Calon bupati Wajo ini mengenakan jas tutup warna biru yang dipadukan dengan lipa sabbe. Nampak Amran Mahmud duduk di posisi belakang. Tepatnya, barisan kelima.
Posisi duduk Amran itu pun sontak diperdebatkan oleh sejumlah pihak. Lazimnya dalam aturan keprotokoleran, para mantan kepala daerah dan wakil kepala daerah duduk di posisi depan.
Perlakuan terhadap Amran Mahmud itu disebut-sebut beraroma rivalitas Pilkada Wajo 2018. Pasalnya, beberapa kegiatan yang digelar pemerintah kabupaten diduga lebih menguntungkan kandidat tertentu.
Terkait itu, pemerhati Pilkada Wajo, Amiruddin, mengaku geleng-geleng kepala mendengar kejadian seperti ini. Tidak sepantasnya mantan wakil bupati diperlakukan seperti itu.
“Sebelum ada pilkada, kan posisi duduk mantan bupati dan mantan wakil bupati itu di posisi depan. Sekarang, kenapa tiba tiba berubah untuk posisi duduk Pak Amran. Ini ada apa dengan Pemerintah atau panitianya?,” tanya Amiruddin saat dimintai tanggapannya.
Menurut dia, cara seperti ini terkesan tidak sehat untuk proses demokratisasi di Wajo. Sebab perlakuan itu bisa saja dikaitkan karena pihak penguasa “menghalalkan” segala cara untuk kandidat tertentu.
“Ini tidak baik untuk ditunjukkan. Kita harap bersaing secara sehat lah. Urusan Pilkada yah pilkada. Jangan giring lagi di kegiatan seperti hari jadi Wajo. Kasihan kalau mantan wakil bupati terkesan diperlakukan tidak sepantasnya,” imbau dia.
Meski diperlakukan tidak sepantasnya, namun Amran Mahmud nampak terlihat santai di sela-sela Hari Jadi Wajo. Seperti biasa, ia tetap berbincang penuh kehangatan dengan sejumlah tamu undangan. (Wan)