Sulsel Belajar Peningkatan Kualitas Garam di Jepang

oleh
Sulsel Belajar Peningkatan Kualitas Garam di Jepang

MACCANEWS- Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Selatan Sulkaf S Latief melakukan kunjungan kerja ke Jepang, Kamis (13/12/2018). Dia mendampingi Gubernur Sulawesi Selatan yang juga melakukan kunjungan kerja dan menjajaki sejumlah potensi kerja sama antara Sulsel dan Jepang.

DKP sendiri juga melakukan survei tentang pengolahan garam dan cara budidaya ikan laut serta pelabuhan higienis.

Hari ini, Sulkaf mengunjungi pabrik pengolahan garam di Hakata Salt, di Kota Imabari, 70 Km dari Matsuyama yang merupakan Ibukota Prepekture (Provinsi) Ehime.

Pabrik modern ini sendiri memperoleh bahan baku impor dari Mexico dan Australia kemudian diproses menjadi garam konsumsi.

“Garam ini untuk diekspor ke berbagai negara termasuk ke Indonesia dan di sini diperlihatkan garam dapat dibuat sabun yang harganya sampai Rp250 ribu rupiah dan ada es krim yang ditaburi dengan garam,” kata Sulkaf.

Dari kunjungan ini bersama Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar dan tim dari Universitas Hasanuddin, selanjutnya akan coba diterapkan peningkatan kualitas di Sulsel.

“Tadi kita bicara tentang peningkatan kualitas garam. Mereka 99 persen Nacl, kita selama ini paling 92 persen Nacl,” sebutnya.

Sulkaf mengatakan, tim yang berangkat ke Jepang hari ini dibagi dua, dirinya meninjau pabrik garam, sementara lainnya, termasuk Kabupaten Luwu Utara melihat produksi jeruk Ehime. Ehime sendiri di Jepang dikenal sebagai daerah penghasil terbaik.

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah baru tiba dari Tokyo akan bergabung di sore hari untuk melihat pengelolaan sampah, pembuatan mobil Toyota Ehime, di sini juga sekaligus meninjau mobil bantuan yang akan diberikan kepada Sulsel dan daerah lainnya di Indonesia, berupa ambulans dan pemadam kebakaran. Kemudian agenda di selanjutnya, rombongan diterima oleh Gubernur Ehime untuk perjamuan makan malam.

“Sedangkan di hari pertama kemarin, kami belajar tentang pengelolaan pariwisata Jepang dan juga melihat semacam koperasi yang menjual hasil-hasil pertanian,” ujarnya.(*)

No More Posts Available.

No more pages to load.