Jawaban Kenapa Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Cenderung Menurun

oleh
Jawaban Kenapa Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Cenderung Menurun

MACCANEWS- Strategi terus menyerang yang diterapkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, dinilai cukup efektif untuk menaikkan elektabilitas pasangan calon nomor urut 02 itu.

Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo mengatakan, strategi menyerang menjadi salah satu kunci efektif untuk menang. “Bagaimana isu tempe, rupiah, ekonomi, daya beli, dimainkan begitu masif dan berhasil,” kata Eri.

Strategi menyerang yang disebut sebagai “menabuh genderang” ini ternyata juga sangat efektif sehingga membuat lawan terlena untuk berjoget mengikuti irama yang dimainkan.

Pasangan Jokowi-Ma’ruf misalnya mengikuti irama penyerang dengan mengeluarkan beberapa istilah di antaranya politisi “sontoloyo” dan politik “genderuwo”.

Selain efektif menyerang, Prabowo-Sandi selama ini juga diuntungkan dari akuisisi simbolik agama yang diperankan tokoh pendukungnya yang mampu menciptakan keuntungan elektoral akibat pembenahan sentimen agama.

Eri mengatakan, elektabilitas Prabowo-Sandi juga terdongkrak setelah mereka efektif memainkan retorika emosi. Pernyataan Prabowo bahwa korupsi di Indonesia masuk stadium 4 adalah salah satu contoh retorika emosi yang dimainkan Prabowo.

“Prabowo-Sandi juga efektif membawa Branding pembawa perubahan. Sebagai penantang, faktor ini lazim dimainkan. Apalagi gaya Blusukan Sandi ternyata juga sangat efektif,” ujarnya.

Sekadar diketahui sebelumnya PARA Syndicate sempat merilis hasil analisa 12 survei terkait elektabilitas paslon dari lembaga survei yang dianggap kredibel.

Dari hasil regresi linear dari data-data tersebut, tren elektabilitas pasangan calon Joko Widodo-Ma’ruf Amin, menunjukkan penurunan. Sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, menunjukkan tren peningkatan.

Hasil survei yang dipakai berasal dari beberapa lembaga di antaranya Alvara, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Y-Publica, Indikator, Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Populi Center, Litbang Kompas, serta Median. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.